Dua Dekade ITB STIKOM Bali Momentum Menuju Ranking 300 Dunia

Ketua Ikatan Alumni ITB STIKOM Bali Periode 2022 – 2024 I Gusti Putu Mahendra Yasa, S.Kom atas nama alumni memberikan piala penghargaan kepada Dr. Dadang Hermawan, Rektor ITB TIKOM Bali.

Denpasar – Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan mengatakan, perayaan Dua Dekade ITB STIKOM Bali tahun 2022  menjadi momentum ITB STIKOM Bali menuju ranking 300 dunia. Disebutkan, seluruh perguruan tinggi negeri di Indonesia yang sudah menghabiskan anggaran ratusan triliun rupiah  hingga detik ini tak satupun masuk ranking 300 dunia.

“Kita, dengan pengalaman yang ada selama ini akan terus berusaha meningkatkan kualitas SDM, infrastruktur dan fasilitas yang kita miliki agar bisa masuk ranking 300 dunia,” kata Dr. Dadamg Hemawan di depan 400 alumninya dalam acara gala diner Dua Dekade ITB STIKOM Bali di Big Garden Corner, Padanggalak, Denpasar Timur, Jumat (5/8/2022) malam. Sementara puncak acara ini akan diadakan di Pantai Pandawa pada Sabtu, 13 Agustus 2022 dengan menghadirkan bintang tamu artis Tulus dari Jakarta.

Tiga alumni mendapat penghargan dari ITB STIKOM Bali. Salah satunya adalah Ida Bagus Mirama Puja Manuaba, S.Kom (kelima dari kiri), yang kini menjadi salah seorang pejabat fungsional pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pemkot Denpasar.

Dadang Hermawan melanjutkan, ITB STIKOM Bali yang didirikannya bersama Prof. Dr. I Made Bandem, MA., Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si, Ak dan Drs. Satrya Dharma pada 10 Agustus 2002 dengan tagline Always The First telah berkembang menjadi perguruan tinggi swasta terbaik di Bali dan Nusa Tenggara. “Dari dulu kita selalu nomor satu terus, saatnya kita bergerak menuju perguruan tinggi kelas dunia,” tegasnya.

Salah satu indikator sebuah perguruan tinggi kelas dunia adalah ranking webometrics. Rilis terbaru edisi Juli 2022 dari lembaga pemeringkatan perguruan tinggi dunia yang berkedudukan di Spanyol itu menempatkan ITB STIKOM Bali pada peringkat ke 127 dari sekitar 4000 perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia. Tahun lalu ITB STIKOM Bali berada pada ranking145 Indonesia. “Dengan rilis terbaru itu untuk wilayah Bali, NTB dan NTT, kita menjadi PTS peringkat pertama terbaik,” kata Dadang dan disambut aplaus para alumni dan mahasiswanya.

Ida Bagus Mirama Puja Manuaba, S.Kom, angkatan pertama sekaligus ketua pertama Senat Mahasiswa ITB STIKOM Balitahun 2002.

Sedikitnya 400 orang alumni menghadiri acara gala diner ini. Dua orang alumni menjadi perhatian yakni Ida Bagus Mirama Puja Manuaba, S.Kom  dan I Gusti Putu Mahendra Yasa, S.Kom. Ida Bagus Mirama Puja Manuaba adalah angkatan pertama tahun 2002 dan mantan Ketua Senat pertama sekaligus salah satu alumni pertama ITB STIKOM Bali,  kini menjadi pejabat fungsional pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pemerintah Kota Denpasar. Tamat dari STMIK STIKOM Bali (kala itu masih sekolah tinggi), Bagus Puja bersama manajemen STIKOM Bali ikut merintis berdirinya SMK TI Bali Globali Denpasar dan menjadi guru di sekolah itu selama setahun sebelum menjadi ASN Pemkot Denpasar.

Sedangkan Gusti Putu Mahendra Yasa, S.Kom adalah ketua alumni periode 2022-2024 ini. Dia adalah Konsultan IT melalui perusahaannya, Localhost Technology. Mahendra Yasa yang angkatan 2004, juga mantan aktvis senat, sebagai ketua alumni dia berjanji dalam waktu dua tahun ke depan akan membangun soliditas antaralumni agar bersama-sama ikut membesarkan ITB STIKOM Bali. “Bila perlu STIKOM Bali menjadi universitas,” tantang Mahendra Yasa, yang akrab dipanggil Bocil ini.

Testimoni dari para alumni. Salah satunya adalah Mega Paramitha Dewi, S.Kom, mantan Miss STIKOM Bali 2016, yang kini merintis karir pada sebuah bank di Denpasar.

Para alumni yang berprestasi baik dengan membuka usaha sendiri maupun berkarir pada perusahaan lain didaulat untuk memberikan testimoni. Salah satunya adalah Mega Paramitha Dewi, S.Kom, mantan Miss STIKOM Bali 2016, yang kini merintis karir pada sebuah bank di Denpasar. “Saya mahasiswa transfer dari Diploma 3 ke S-1. Tapi saya bersyukur mendapat kesempatan bergabung dengan STIKOM Bali dan saat pemilihan putra putri kampus pertama kali diadakan di STIKOM Bali, saya adalah pemenanganya sehingga menjadi brand ambasador STIKOM Bali selama setahun. Ini pengalaman yang luar biasa bagi saya, terima kasih untuk ITB STIKOM Bali,” kata Mega Paramitha Dewi, yang tak lain adalah putri Nyoman Sudamaja Duniaji, mantan Ketua DPRD Buleleng periode 1999 – 2004.

Salah seorang alumni menjadi pengusaha sukses, pendiri Hestara App, Ni Luh Made Uti Tiasmi, S.Kom, M.Kom bersama alumni lain menandatangani MoU dengan ITB STIKOM Bali untuk implemntasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Yang menarik dari gala diner ini adalah para alumni yang kini sukses menjadi pengusaha muda dibidang teknologi informasi ramai-ramai menandatangani MoU dengan kampusnya, ITB STIKOM Bali untuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tak hanya itu para alumni itu juga memberikan penghargaan khusus kepada Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan berupa piala ukiran kayu khas Bali bertuliskan Dua Dekade.  “Salah satu ukuran keberhasilan perguruan tinggi adalah alumni menjadi orang suskes, menjadi pengusaha dan memberi manfaat bagi orang lain,” ujar Dadang.

ITB STIKOM Bali yang awalnya bernama STMIK STIkOM Bali telah melahirkan alumni sebanyak 9000 orang yang kini tersebar di seluruh Indonesia bahkan beberapa di antaranya kerja di luar negeri.  Dadang mengakui peran alumni selama ini terhadap perkembangan ITB STIKOM Bali sangatlah bagus. Antara lain merekomendasikan adik-adiknya kuliah di ITB STIlOM Bali.

“Salah seorang alumni kami di Singapura itulah yang membuka akses bagi ITB STIKOM Bali bekerjasama dengan sebuah lembaga di Singapura untuk program kuliah sambil magang online di Singapura,” kata Dadamg Hermawan.

“Dulu, kami berempat sebagai pendiri berkomitmen membangun kampus untuk membangun negeri melalui tagline Always The Fisrt. Kini memasuki usia 20 tahun tagline kita adalah membangun negeri untuk negeri,” lanjut Dadang Hermawan

Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar – induk ITB STIKOM Bali – Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si, Ak mengatakan tak menyangka kampus yang mereka dirikan pada 10 Agustus 2002 lalu kini menjadi perguruan tinggi swasta nomor satu di Bali dan Nusa Tenggara.  “Padahal dulu perkenalan kami berempat hanya iseng-iseng saja, lalu kami sepakat mendirikan kampus. Makanya kami dirikan yayasan. Dulu siapa jadi rektor, siapa ketua yayasan gak ada yang mau. Akhirnya kami sepakat pak Dadang jadi rektor, kami yang lain di yayasan,” beber pensiunan dosen FE Unud ini.(rsn)