SEMINAR NASIONAL : CARA MUDAH MEMULAI START UP BUSINESS

DenpasarTak kurang dari 85 mahasiswa STIKOM Bali terksesima mendengar pemaparan Debora Lovita Christy Pakpahan, salah seorang  pendiri NED Studio yang membawakan materi tentang Digital Startup and Learn Methods Startup. Alumni Program Studi D-3 Teknik Informatika pada institute Teknologi Del, Sumatra Utara, ini tak hanya pandai memotivasi mahasiswa STIKOM Bali, tetapi dia juga menguasai betul materi tersebut. Maklum, gadis 22 tahun ini memiliki segudang prestasi.

Lihat saja prestasi Debora berikut ini. Winner Imagine Cup 2014, Indonesia Games Competition World Semifinalist Imagine Cup, World 2014 Games Competition, Winner Indonesia ICT Award (INAICTA) 2014 Kategori Game : Perguruan Tinggi, Merit Award ASIA PACIFIC ICT Alliance (APICTA) Award 2014 Tertiary Student Project Category, Startup Incubatee – Telkom Indigo Incubator 2015 Batch 1, Finalist INAICTA 2015 – Proffesional Game Category, TOP developer by Intel Coorporation 2015. Berbekal pengalaman itu, Debora dan Sembilan teman lainnya merintis bisnis dengan brand  Ned Studio dan menuai sukses. Dari situlah Debora didaulat menjadi pembicara di mana-mana, termasuk di televisi guna membagi ilmunya kepada para masyarakat, khususnya generasi muda. Tak salah jika kemudian Senat Mahasiswa STIKOM Bali Rabu (25/05/2016) mengundangnya untuk membagi ilmu kepada mereka.  Debora  menjelaskan, untuk memulai startup, ada beberap langkah sederhana yang perlu dicontoh. Pertama, gunakanlaha konsep utama dari lean startup adalah getting out of the building. Yakni berbicara langsung dengan calon pelanggan sesungguhnya untuk mengetahui secara detil masalah penting yang dihadapi dimana mereka ingin membayar untuk solusi tersebut.

Ini berbeda dengan konsep lama dimana anda duduk di kantor, bermimpi suskes dan membuat produk atau layanan yang anda asumsikan akan dibeli orang. Menurut Debora, pertanyaan pentingnya adalah  bukan “bisakah kita buat”, melainkan “perlukah kita buat”. Langkah berikutnya adalah melakukan test awal pasar (secepat mungkin, menggunakan minimum viable product), untuk memvalidasi apakah produk atau layanan tersebut menyelesaikan masalah yang dihadapi dimana pelanggan mereka membayar untuk solusi tersebut. “Gojek  melakukan test awal pasar tahun 2008 sebelum resmi diluncurkan tahun 2015. ”Debora memberi contoh. Langkah berikutnya adalah fokus ke pembelajaran secepat mungkin dan membuat penyesuaian kecil (pivot) ketika produk atau model bisnis tidak berhasil. Selanjutnya, menggunakan desain iteratif dan siklus perbaikan (bulid measure learn loop), sama dengan plan-do study adjust, untuk terus menerus memperbaiki dengan data, customer feedback, dan kekuatan analisis. Menerapkan model “menghargai orang” dalam berbagai cara termasuk tidak menyalahkan individu untuk masalah sistem, dan memastikan para investor tidak menyiakan waktunya selama  membuat  produk yang tidak dibeli orang. Terakhir adalah memperbarui perangkat lunak dalam batch kecil. “Artinya mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk membawa fitur baru untuk perangkat lunak atau website sekaligus mengurangi resiko yang terlibat,” sebutnya. Kata kuncinya, demikian Debora, jangan terlalu lama berpikir tetapi segera eksekusi.  “Mumpung kita masih muda, belum berkeluarga sehingga tidak membutuhkan biaya banyak, saatnya kita memulai bisnis. Memang, resikonya kita kehilangan masa muda. Tapi buat saya, lebih baik kehilangan masa muda darpida kehilangan masa depan,” kata Debora.

Pada sesi pertama, Ketua Asosiasi Manajemen Indonesia (AMA) Daerah Bali I Made Sarjana, SE., MM sebagai narasumber. Menurtu Made Sarjana,  rintihan usaha atau startup yang baik  bukan  good profit  melainkan  good solution. “Aplikasi gojek memberikan solusi terbaik bagi masyarakat pengguna jasa transportasi. Begitu gojek meledak, muncullah uber taxi,” contoh Sarjana..
Sarjana  menyarankan mahasiswa STIKOM Bali  memulai startup bidang transportasi. “Karena apa? Masalah kemacetan lalu lintas sudah menjadi permasalahan nasional sehingga terbuka peluang bisnis,” sebutnya. Cara memulai startup, kata Sarjana, gunakanlah ATM atau amati, tiru,dan modifikasi. “Aplikasi waze (berbasis lalu lintas dan navigasi-red) hanya menampilkan arah dan warna tertentu yang menunjukkan tingkat kepadatan lalu lintas. Itulah maka STIKOM Bali memodifikasinya lalu menciptakan aplikasi ATCS (area traffic control system) untuk memantau kemacetan lalu lintas melalui live streaming yang sudah diluncurkan pada 22 Mei lalu,” beber Sarjana.
Sarjana mengajak mahasiswa STIKOM Bali untuk segera memulai startup di bidang IT. “Sebagai mahasiswa STIKOM Bali,  anda sudah berada pada track yang tepat karena itu jangan siah-siahkan kesempatan ini dan segera lakukan startup,” pintanya. Untuk mensejahterakan masyarakat, negeri ini membutuhkan minimal 2 persen dari total penduduk Indonesai sebagai pengusaha. “Padahal saat ini Indonesia baru punya 1,65 persen penduduk yang menjadi pengusaha. Karena itu kalianlah salah satu harapan bangsa ini. Kuncinya adalah punya kemauan, semangat tinggi dan segera eksekusi,” pungkasnya.

Seminar nasional bertemakan Create Startup Create Creation tergolong suskes dari sisi penyajian materi oleh kedua narasumber. “Hanya saja, dari sisi jumlah peserta, belum mencapai target. Bisa jadi ini karena imbas dari beberapa kali seminar yang diadakana dalam bulan ini. Tapi secara keseluruhan seminar nasional ini sangat memuaskan. Saya pantas berterima kasih kepada seluruh panitia yang telah bekerja menyukseskan acara ini,” kata  I Wayan Adi Kusuma Putra, sang ketua panitia seminar ini. (*)