ITB STIKOM Bali Gelar Seminar Nasional UKM Tari Tradisional 2025, Angkat Tema VR dan AR dalam Kebudayaan

Denpasar – 3 Juli 2025. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tari Tradisional ITB STIKOM Bali sukses menyelenggarakan Seminar Nasional UKM Tari Tradisional 2025 dengan mengangkat tema “Penggunaan Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) dalam Kebudayaan”. Kegiatan ini berlangsung di Aula ITB STIKOM Bali Renon dan juga disiarkan secara daring melalui Zoom Meeting.

Acara yang digelar pada Kamis, 3 Juli 2025 ini mendapat sambutan antusias dari berbagai kalangan. Tercatat sebanyak 173 peserta hadir, terdiri dari 89 peserta secara offline dan 84 peserta secara online. Seminar dibuka secara resmi oleh Direktur Kemahasiswaan, Karir, dan Alumni ITB STIKOM Bali, IGKG Puritan Wijaya ADH, S.Kom., MMSI. Dua Pembicara Inspiratif Seminar menghadirkan dua narasumber dengan latar belakang unik dan inspiratif. I Made Marlowe Makaradhwaja Bandem, B.Bus., seorang creativepreneur yang aktif berkarya di bidang mikrofinansial dan budaya, dengan fokus pada pemberdayaan komunitas serta kolaborasi internasional. I Made Suandana Astika Pande, S.Kom., M.Kom., founder sebuah startup, seniman, sekaligus dosen di bidang sistem informasi.

Sementara itu, jalannya diskusi dipandu oleh I Gede Putra Mas Yusadara, S.Kom., M.Kom., Kaprodi D3 Manajemen Informatika ITB STIKOM Bali, dosen, serta pembina UKM Tabuh yang dikenal memiliki ketertarikan pada teknologi dan seni budaya.

Seminar Nasional UKM Tari Tradisional 2025 ini merupakan event seminar kedua yang digelar oleh UKM Tari Tradisional. Melalui kegiatan ini, peserta diajak untuk memahami bagaimana teknologi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) dapat dimanfaatkan dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan Indonesia.

“Integrasi teknologi dengan seni dan budaya bisa menjadi solusi untuk menyajikan budaya secara lebih interaktif dan menarik, terutama bagi generasi muda,” ujar salah satu pembicara dalam sesi diskusi.

Selain menambah wawasan, seminar ini juga diharapkan menjadi ruang kolaborasi antara seniman, akademisi, dan praktisi teknologi untuk menjaga eksistensi budaya Indonesia di era digital.