Sema STIKOM Bali Pentas FIRST #6

Denpasar-Pada Sabtu, 05 Nopermber 2016, Senat Mahasiswa STIKOM Bali memberikan hiburan spektakuler  untuk mahasiswa STIKOM Bali dengan mengadakan acara pentas music yang meriah, yang akrab disebut First #6. First adalah salah satu acara skala besar Senat mahasiswa STIKOM Bali yang mengundang masyarakat umum dan mahasiswa STIKOM Bali pada khususnya.

Hari itu seluruh mahasiswa STIKOM Bali dan masyarakat umum datang  ke halaman parkir barat GOR Ngurah Rai dengan  hati penuht gembira. Maklum, pentas music kali ini (First #6) menggandeng banyak bintang tamu asal Bali hingga nasional yang sudah beken. Mulai, dari Sepatu Baja, Natterjack, Scared of Bums, Dj Gween dan Killing Me Inside sebagai bintang tamu utama.

Tempat acaranyapun sangat mudah dijangkau bagi penonton yang akan menikmati cara tersebut, yaitu di parkir area GOR Ngurah Rai.  Guna memanajakan penonton, panitia juga menyediakan berbagai booth atau stand sesuai dengan kebutuhan penonton.

Ketua Panitia I Gusti Bagus Astika menejelaskan, pada pukul 14.30 wita, seluruh panitia sudah berkumpul pada satu titik di venue untuk mengadakan briefing akhir sebelum acara di mulai. Segala persiapan dibahas pada briefing tersebut guna kelancaran acara yang akan berlangsung. Briefing berlangsung 20 menit.

Pada pukul 15.30 Wita duet Putu Ayu Putri Wijayanthi dan rekannya sebagai master of ceremony (mc) memasuki area  panggung utama untuk membuka acara First #6 ini. Langit di atas kota Denpasar sangat cerah, tidak berawan. Penonton mulai berdatangan. Romneya Band mengawali penampilan sebagai band “pemenang audisi” untuk ikut mememerihkan FIRST#6.

Ketika Synegrita Band tampil, jarum jam baru  menunjukkan pukul 17.35 wita. Berikutnya band secondline yang tampil yaitu Secret, Beat the Bastard, Teather, Hmomt, Dreamcatcher, Tingkerbell dan Anaztasia.   Ketika band Dreamcatcher show pada pukul18.45 Wita, cuaca sangat cerah,

Dreamcatcher telah selesai show pada pukul 19.10 wita. Band selanjutnya bersiap untuk show yaitu Tingkerbell. Satu lagu telah meeka persembahkan untuk penonton, namun ketika lagu kedua, Tuhan berkata lain untuk panitia dan seluruh penonton yang hadir pada waktu itu.

Cuaca berubah drastic. Hujan yang disertai angin kencang datang ke acara First#6. Tingkerbell yang sedang tampil di panggung, bergegas mengamankan peralatan mereka. Tak hanya itu, seluruh aspek yang terlibat adalam FIRST#6 ini sibuk megamankan alat-alatnya. Pihak soundsystem pun ikut mengamankan peralatan yangt dibawa. Hujan semakin deras.

Melihat situasi yang sudah tidak kondusif lagi, pada pukul 19.45 Wita, Koordinator Team Acara, Ketua Panitia dan pihak sound system mengadakan  meeting guna membahas berlangsungnya acara. 30 menit telah berlalu. Hujan tak kunjung reda. Dengan berat hati rapat memutuskan  acara First  tahun 2016 tidak bisa dilanjutkan.

Salah satu pertimbangn hingga keluarlah keputusan yang tak mengenak tersebut adalah bawah  pihak penyedia sound system tidak berani menghidupkan genset yang sudah terendam air karena akibat   yang akan ditimbulkan sudah diperkirakan, yakni kerusakan total pada peralatan tersebut.

Team Acara kembali melakukan meeting dengan pengisi acara yang belum berkesempatan tampil. Sementara Ketua Panitia dan didampingi Ketua Senatmahasiswa STIKOM Bali segera memposting video permohonan maaf utnuk di-share di media sosial.

Tentu, panitia sangat bersedih atas kejadian ini.  Pukul 20.15 wita, para penonton mulai berbalik badan,  kembali ke rumah masing-masing dengan membawa sejumlah rasa gunda gulana dan kecewa karena tak bisa  menyaksikan  bintang tamu Killing Me Inside.

“Atas nama seluruh panitia, saya dengan perasaan sedih menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya karena acara FIRST#6 ini tidak bisa dilanjutkan hingga acara puncak yakni penampilan bintang tamu Kiling Me In Side. Inil kejadian force major, peristiwa alam yang tak bisa kita lawan.,” kata I Gusti Bagus Astika, Ketua Panitia dengan nada sedih..

Pada pukul 22.00 wita hujan perlahan reda. Sambil tertunduk menyimpam kesediah, panitia mulai perlahan membersihkan panggung dan venue di sekitarnya, tanpa mengurangi  semangat mereka  sejak awal. (*)