1.250 Maba Diresmikan, 200 Orang Magang Singapura – Gandeng BP2MI Kirim 3.000 PBS ke Jepang

Empat mahasiswa baru ITB STIKOM Bali foto bersama Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si (kiri) dan Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan (kanan).

DENPASAR – Sedikitnya 1.250 anak muda dari seluruh Indonesia diresmikan menjadi mahasiswa baru (Maba) ITB STIKOM Bali oleh Rektor Dr. Dadang Hermawan secara offline bertempat di Aula ITB STIKOM Bali Kampus Renon, Denpasar dan secara online melalui aplikasi Ms Teams, Senin (20/09/2021). Acara ini dikemas bertajuk Gema Mahasiswa Teknologi Informasi (GMTI) XX,   berlangsung selama 3 hari yaitu 20 – 22 September 2021. Asal tahu saja, GMTI adalah istilah lain dari masa orientasi program studi dan pengenalan kampus atau Opspek bagi mahasiswa baru.

Empat Maba yakni I Dewa Gede Ananda Putra Kayika (Prodi Teknologi Informasi),  Ketut Widya Ayuningrum (Prodi Sistem Informasi), Luh Ayu Sri Tresna (Prodi  Bisnis Digital), dan Pande Gede Pratama Artha (Prodi Sistem Komputer) mendapat kehormatan mewakili rekan-rekannya diundang hadir di Aula ITB STIKOM Bali untuk diresmikan sebagai mahasiswa oleh Rektor Dr. Dadang Hermawan dan Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si, Ak (Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti – induk ITB STIKOM Bali).

Dadang Hermawan menjelaskan, jumlah Maba tersebut tersebar di tiga kampus, yakni kampus pusat Renon, kampus Jimbaran dan kampus Abiansemal. Jumlah itu terdiri dari 1.097 mahasiswa kelas reguler dan 153 mahasiswa kelas keryawan. Dibandingkan dengan tahun lalu, kali ini sebanyak 1.250 berarti ada peningkatan 10 persen.

“Dari 1.250 mahasiswa baru tadi, ada 200 orang yang ikut program magang online di Singapura pada semester 5-6-7 nanti. Mereka magang online dari kampus atau dari rumah masing-masing dan mendapat uang saku, tahun pertama sebesar Rp 1.500.000/bulan, tahun kedua Rp 3.000.000/bulan dan tahun keempat Rp 3.750.000/bulan. Selain mendapat uang saku, biaya kuliah mereka di tahun kedua, ketiga dan keempat juga akan dibayar oleh perusahaan di Singapura, tempat mereka magang,” kata Dadang Hermawan.

Dalam sambutannya, Dadang Hermawan juga menyampaikan kabar gembira bagi mahasiswa ITB STIKOM Bali dan STIKOM Bali Group. Dia menyebut, pada 16 September 2021 di Bandung, telah menandatangani kerja sama dengan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani untuk pengriman 3.000 tenaga kerja kerja menggunakan visa Spcified Skill Worker (SSW) atau visa Pekerja Berketerampilan Spesifik (PBS).  

“Ini peluang bagi mahasiswa ITB STIKOM Bali dan mayarakat umum untuk kuliah di ITB STIKOM Bali sambil kerja di Jepang. Kita dikasih target 3.000 orang mulai awal tahun 2022 untuk pengiriman magang di Jepang, itu dilakukan secara luring atau seara fisik langsung di Jepang. Dan itu lebih menarik lagi karena penghasilan yang didapatkan lebih besar.

“Kalau anak-anak kita 20 mahasiswa yang sudah mau selesai magang di Jepang itu mendapat gaji 10 juta – 20 juta / bulan. Sedangkan SSW lebih besar, minimal Rp 20 juta/bulan,” terang Dadang Hermawan.   

Menurut Rektor ITB STIKOM Bali, apa yang dilakukan oleh Kemendikbud Ristek dengan programnya Merdeka Melajar Kampus Merdeka (MBKM), itu sudah dilakukan oleh ITB STIKOM Bal sekitar 3 tahun lalu.

“Jadi apa yang dilakukan oleh Kemendikbud Ristek dengan programnya MBKM itu kami sudah laksanakan jauh sebelum MBKM diluncurkan. Anak-anak kami yang sedang magang di Jepang itu sebenarnya mau pulang kemarin, tapi malah minta diperpanjang lagi, karena keenakan,” kata Dadang Hermawan sambil tertawa.

Kepada para mahasiswa baru Dadang Hermawan meyakninkan mereka bahwa menjadi mahasiswa ITB STIKOM Bali adalah pilihah yang tepat. “Karena semua lulusan ITB STIKOM Bali tidak ada yang menganggur, 100 persen semuanya terserap di dunia kerja bahkan ada menjalani bisnis sendiri,” ujar Dadang Hermawan yang kini suskes memimpin 23 unit bisnis STIKOM Bali Group.

Ketua Yayasan Widya Dhrama Shanti, Ida Bagus Dharmadiaksa dalam sambutannya memotivasi para mahasiswa untuk selalu bersyukur dan berani merubah kendala yang dihadapi menjadi sebuah tantangan. Menurutnya kendala membuat orang menjadi malas, tetapi kalau tantangan membuat seseorang menjadi kreatif untuk mengatasi tantangan tersebut.

 “Kepada ade-ade mahasiswa baru, Anda harus bersyukur mendapat anugerah sebagai mahasiswa baru ITB STIKOM Bali. Kenapa harus bersyukur,  karena saat ini ada ribuan bahkan ratusan ribu orang sedang menangis karena tidak bisa kuliah, mau cari kerja tidak lapangan kerja, semua perusahaan tutup. Kalau sudah menjadi mahasiswa berarti ada perubahan, baik personality maupun mentality. Kemandirian harus benar – bensar dibina dari sekaranng. Jangan bilang  tidak tahu kapan mulai kuliah tapi anda harus cari tahu kapan kuliah. Mata kuliahnya apa, modulnya apa saja cari sendiri,” nasihat Dharmadiaksa.

GMTI XX ini dirangkaikan dengan pelepasan mahasiswa ITB STIKOM Bali dan penerimaan mahasiswa dari luar, peserta program pertukaran mahasiswa merdeka dan studi independen bersertifikat dalam program MBKM Kemendikbud Ristek RI. (rsn)